Analisislah dan Jawab pertanyaan berikut dengan tepat. Kerjakan soal ini pada kamis 15 desember 2011, dan posting jawaban pada komen blog mulai pukul08.00-12.00 WIB. (posting yg tidak sesuai jadwal tercantum akan diabaikan). Posting cukup sekali, dan selanjutnya jawaban akan di approve oleh admin blog. Semoga sukses

  1. Sel darah merah memiliki membran sel. Pada membrane sel tersebut terdapat protein. Jika sel tersebut diletakkan pada suatu media yang memiliki suhu 500C. Apa yang terjadi pada sel tersebut?
  2. Empulur hanya ditemukan pada tumbuhan muda, mengapa demikian?, empulur juga akan hilang sejalan dengan pertumbuhan dan penambahan diameter batangnya. Analisislah mengapa hal tersebut terjadi!
  3. Bila seseorang yang mengalami kecelakaan dan patah tulang, maka jaringan apa saja dari tubuh yang harus diberikan pengobatan? Jelaskan!
  4. Jelaskan beberapa teknik yang digunakan dalam kultur jaringan?

About JavAurora

JavAurora is a blog that I created, Ericka Darmawan. I work as a lecturer at Tidar University, a State University in the City of Magelang. I completed my doctorate (Dr.) at State University of Malang (Universitas Negeri Malang/UM) in the field of Biology education. My research revolves around developing learning models, Ecological education, and Disaster Mitigation learning. Should you want to know further information on my academic works, please visit https://scholar.google.co.id/citations?user=Yk53JMsAAAAJ&hl=en&authuser=1

45 responses »

  1. Dimas Harianto says:

    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan

    a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

    Dimas Harianto XI IPA 6
    No Absen:10

  2. 1. Rusak denaturasi (kehilangan kelarutan, disebabkan oleh suhu tinggi )
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin. Jaringan empulur muda biasanya berwarna putih atau coklat pucat, dan menjadi gelap seiring dengan bertambah dewasanya jaringan. Pada perkembangan akhir, empulur berupa jaringan lunak, jaringan yang mengandung pati (seperti pohon sagu), atau ruang kosong (seperti pada rumput atau bambu). Serbuk yang ditemukan di bagian dalam rongga bambu adalah sisa-sisa dari sel yang kemudian terisi udara.
    3. Fase awal penyembuhan dari jaringan lunak
    Pada patah tulang, akan terjadi robekan pembuluh darah kecil di sekitar tempat cedera. Setelah terjadi pendarahan maka tubuh akan merespon dan terbentuklah bekuan darah (clot/hematoma). Hematoma di tempat patah tulang ini merupakan tempat dimana proses penyembuhan patah tulang pertama kali terjadi. Akan terjadi ledakan populasi sel-sel pembentuk tulang baru (osteogenic cells) untuk membentuk callus yang berfungsi sebagai ”lem” untuk menjaga agar tulang yang patah tidak mudah bergerak. Pada fase ini callus yang terbentuk masih lunak dan sebagian besar mengandung cairan. Jaringan lunak, dalam histologi, merujuk pada jaringan yang menghubungkan, menyokong, atau mengelilingi struktur dan organ tubuh. Jaringan lunak termasuk otot, tendon, ligamentum, fasia, saraf, jaringan serabut, lemak, pembuluh darah, dan membran sinovial
    4. ~ Inisiasi (penanaman bagian tumbuhan yang akan dibiakkan). Penanaman dilakukan dalam medium yang steril (bebas mikroorganisme)
    ~ Multiplikasi (pembiakan atau perbanyakan jaringan pokok). Tanaman yang telah tumbuh dari langkah I diperbanyak dan ditanam dalam medium pertumbuhan. Medium pertumbuhandiberi zat pengatur tumbuh yang dapat memacu pertumbuhan batang.
    ~ Pengakaran (pembentukan akar). Pada langkah ini diberi hormone untuk memacu pembentukan akar dan tanaman secara sempurna.

    Rizqi Meuthia / 28

  3. Maulidya Rachmawati says:

    MAULIDYA R
    XI A6/ 20
    1. Maka merusak denaturasi
    2. Empulur adlh jaringan parenkim untuk cadangan makanan. saat tanaman muda empulur belum melebar membentuk tahun lingkaran. Semakin tua menghilang karna membentuk lingkaran tahunan pada batang
    3. Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur.Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya
    4. Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
    Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
    Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
    Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
    Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
    Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

  4. Adhita Ainnur Rahmania / XI IPA 6 / 01 says:

    1. Sel tersebut akan mengalami kerusakan sifat fisiknya karna tidak berada pada suhu yang sesuai. Atau bisa disebut, protein mengalami kerusakan denaturasi.

    2. Empulur adalah jaringan parenkima yang berfungsi menyimpan makanan cadangan. Jadi, empulur belum terlalu banyak terpakai karna batang tumbuhan belum membesar / tumbuhan masih muda. Empulur ditemukan pada batang muda.empulur tidak ditemukan pada batang yang telah tua karena empulur semakin hilang sejalan dengan pertambahan diameter batang.

    3. 1. Penyembuhan dari jaringan lunak
    Pada patah tulang, akan terjadi robekan pembuluh darah kecil di sekitar tempat cedera. Setelah terjadi pendarahan maka tubuh akan merespon dan terbentuklah bekuan darah (clot/hematoma). Hematoma di tempat patah tulang ini merupakan tempat dimana proses penyembuhan patah tulang pertama kali terjadi. Akan terjadi ledakan populasi sel-sel pembentuk tulang baru (osteogenic cells) untuk membentuk callus yang berfungsi sebagai ”lem” untuk menjaga agar tulang yang patah tidak mudah bergerak. Pada fase ini callus yang terbentuk masih lunak dan sebagian besar mengandung cairan.

    2. Pembentukan jaringan kalus
    Jaringan seluler berubah menjadi osteoblast dan osteoklast. Osteoblast melepaskan matrik interseluler dan polisakarida yang akan menjadi garam kalsium dan mengendap disitu sehingga terjadi jaringan kalus. Tulang yang dirangkai (woven bone) muncul pada kalus. Tulang yang mati di bersihkan.

    4. Teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti “di dalam kaca” karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Sebetulnya yang bervariasi adalah mediumnya yaitu medium agar-agar dan medium cair.

    Adhita Ainnur Rahmania / XI IPA 6 / 01

  5. Arintika choirunnisa islami says:

    Assalamualaikum pak.
    Ini jawaban dari saya:
    Nama : Arintika choirunnisa islami
    No: 04

    1. Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. pembekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. pembekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur.Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya.

    2. Empulur adalah jaringan parenkima yg berfungsi menyimpan cadangan makanan jadi empulur belum terlalu banyak terpakai Karena batang tumbuhan belum membesar atau tumbuhan masih muda. Empulur ditemukan pada batang mudah. Pada batang yang tua, empulur tidak di temukan karena empulur semakin menghilang sejalan dengan pertambahan diameter batang.

    3. Sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.

    4. Teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptic didalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut, kultur in vitro dikatakan in vitro( bahasa latin ), berarti “didalam kaca”. Karena jaringan tersebut dibiakkan didalam botol kultur dengan mnedium dan kondisi tertentu.
    * Kultur meristem, dapat menghasilkan anggrek yang bebas virus,sehingga sangat tepat digunakan pada tanaman anggrek spesies langka yang telah terinfeksi oleh hama penyakit, termasuk virus.
    * Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek dengan genetik haploid (1n), sehingga bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman anggrek mini, selain itu dengan kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan

  6. Yasiir Aulia/XI IPA 6/35 says:

    1.Jika sel ditaruh di suhu 50C akan merusak denaturasi
    2.Empulur adalah jaringan parenkim untuk cadangan makanan. saat tanaman muda empulur belum melebar membentuk tahun lingkaran. Semakin tua menghilang karna membentuk lingkaran tahunan pada batang
    3.Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur.Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya.
    4.Beberapa teknik yang digunakan dalam kultur jaringan:
    – melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal
    – melalui pembentukan tunas adventif
    – melalui embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun tahap pembentukan kalus

  7. Desy oktaviani says:

    1. Protein dalam membran tersebut hancur dan sel darah tersebut otomatis mengalami kerusakan..
    2. Empulur mengandung sel parenkim yang berukuran besar dan jarang, saat jaringan mengalami diferensiasi banyak diantara terjadi ruang antar sel tersebut.. Empulur akan menghilang karena terjadinya ruang antar sel tersebut..
    Empulur hanya ditemukan pada tumbuhan muda dikarenakan pada tumbuhan muda masih terjadi nya pertumbuhan dan penebalan..
    3. Jika terjadi patah tulang akan dilihat terlebih dahulu bagian mana yang mengalami kerusakan atau luka yang cukup serius, dan biasanya jaringan tersebut pada bagian syaraf, jaringan lunak sekitar luka, dan tulang tersebut..
    4. Teknik yang digunakan dalam kultur jaringan adalah kultur in vitro. Kultur in vitro adalah teknik yang dikembangbiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu..

    Desy Retno O
    XI IPA 6/ 08

  8. nama: Siska Tri Agil p/XI IPA 6/33

    1.sel tersebut akan mengalami kerusakan sifat fisik karna tidak pada suhu yang tept atau disebut kerusakan denaturasi
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal. (wikipedia)

    2. empulur merupakan jaringan parenkim yang berfungsi menyimpan cadangan makanan. empulur hanya ditemukan pada tumbuhan yang muda dan tidak ditemukan pada batang yang telah tua karena adanya pertambahan diameter batang . empulur akan hilang sejalan dengan pertumbuhan dan penambahan diameter batangnya . saat tanaman muda empulur belum melebar membentuk tahun lingkaran. Semakin tua menghilang karna membentuk lingkaran tahunan pada batang

    pada sel epidermis batang akan mengalami penebalan zat gabus sampai pada bagian dinding sel yang berhadapan dengan stele sehingga membentuk bangunan seperti huruf yang disebut sel U.dan lama kelamaan empulur akan hilang

    3.Pengertian Fraktur :

    Fraktur
    (patah tulang) adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang danditentukan sesuai jenis dan luasnya. (smeltzer S.C & Bare B.G,2001)

    Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.( Reeves C.J,Roux G& Lockhart R,2001

    saat tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur.Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya

    4.Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

    Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

    Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
    1) Pembuatan media
    2) Inisiasi
    3) Sterilisasi
    4) Multiplikasi
    5) Pengakaran
    6) Aklimatisasi

    Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

    Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

    Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

    Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

    Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

    Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

  9. Arintika choirunnisa islami says:

    pak tadi kebalik nomernya. (Arintika C.I / 04)
    perbaikan :
    1. Sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal

    2. Empulur adalah jaringan parenkima yg berfungsi menyimpan cadangan makanan jadi empulur belum terlalu banyak terpakai Karena batang tumbuhan belum membesar atau tumbuhan masih muda. Empulur ditemukan pada batang mudah. Pada batang yang tua, empulur tidak di temukan karena empulur semakin menghilang sejalan dengan pertambahan diameter batang.

    3. Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. pembekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. pembekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur.Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya.

    4. Teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptic didalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut, kultur in vitro dikatakan in vitro( bahasa latin ), berarti “didalam kaca”. Karena jaringan tersebut dibiakkan didalam botol kultur dengan mnedium dan kondisi tertentu.
    * Kultur meristem, dapat menghasilkan anggrek yang bebas virus,sehingga sangat tepat digunakan pada tanaman anggrek spesies langka yang telah terinfeksi oleh hama penyakit, termasuk virus.
    * Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek dengan genetik haploid (1n), sehingga bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman anggrek mini, selain itu dengan kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan.

  10. loh aku udh ngirim tapi kok gak muncul

  11. 1.sel tersebut akan mengalami kerusakan sifat fisik karna tidak pada suhu yang tept atau disebut kerusakan denaturasi
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal. (wikipedia)

    2. empulur merupakan jaringan parenkim yang berfungsi menyimpan cadangan makanan. empulur hanya ditemukan pada tumbuhan yang muda dan tidak ditemukan pada batang yang telah tua karena adanya pertambahan diameter batang . empulur akan hilang sejalan dengan pertumbuhan dan penambahan diameter batangnya . saat tanaman muda empulur belum melebar membentuk tahun lingkaran. Semakin tua menghilang karna membentuk lingkaran tahunan pada batang

    pada sel epidermis batang akan mengalami penebalan zat gabus sampai pada bagian dinding sel yang berhadapan dengan stele sehingga membentuk bangunan seperti huruf yang disebut sel U.dan lama kelamaan empulur akan hilang

    3.Pengertian Fraktur :

    Fraktur
    (patah tulang) adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang danditentukan sesuai jenis dan luasnya. (smeltzer S.C & Bare B.G,2001)

    Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.( Reeves C.J,Roux G& Lockhart R,2001

    saat tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur.Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya

    4.Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

    Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

    Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
    1) Pembuatan media
    2) Inisiasi
    3) Sterilisasi
    4) Multiplikasi
    5) Pengakaran
    6) Aklimatisasi

    Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

    Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

    Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

    Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

    Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

    Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

    SISKA TRI AGIL P
    XI IPA 6

  12. reddy waluyo sejati says:

    Reddy Waluyo Sejati/26/XI IPA 6

    1. Sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    ‎2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan

    a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  13. denny wahyu pratama/XI IPA 6/07 says:

    1. Jika sel darah merah diletakkan pada suhu 50 C maka sel tersebut akan mengalami kerusakan sifat fisik karna tidak pada suhu yang tept atau disebut kerusakan denaturas

    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolisme yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan

    a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  14. putri wahyuning tyas says:

    Nama: Putri wahyuning tyas
    No: 25
    1. Sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal

    2. Empulur adalah jaringan parenkima yg berfungsi menyimpan cadangan makanan jadi empulur belum terlalu banyak terpakai Karena batang tumbuhan belum membesar atau tumbuhan masih muda. Empulur ditemukan pada batang mudah. Pada batang yang tua, empulur tidak di temukan karena empulur semakin menghilang sejalan dengan pertambahan diameter batang.

    3. Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. pembekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. pembekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur.Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya. jaringan syaraf beberapa kasus patah tulang bisa mengakibatkan cidera pada syaraf, syaraf bisa terputus atau terjepit. paling sering terjadi pada patah tulang belakang kejadian seperti ini dapat mengakibatkan gangguan syaraf sensorik( perasa) syaraf motorik (gerak) yang bersifat sementara bahkan menetap. jaringan disekitar patahan tulang bisa saja menciderai jaringan atau organ yang berada di dekatnya.

    4. Teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptic didalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut, kultur in vitro dikatakan in vitro( bahasa latin ), berarti “didalam kaca”. Karena jaringan tersebut dibiakkan didalam botol kultur dengan mnedium dan kondisi tertentu.
    * Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek dengan genetik haploid (1n), sehingga bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman anggrek mini, selain itu dengan kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan
    * Dengan tekhnik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine)

  15. endik dwi martha yudha says:

    1. Memban sel memiliki permeabilitas yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: ukuran solut, kelarutan lemak, derajat ionisasi, pH, dan temperatur. Ukuran solut yang cenderung semakin besar, serta derajat ionisasi yang semakin tinggi menyebabkan kemampuan permeabilitas membran cenderung menurun, sedangkan pengaruh temperature dan pH yang tinggi membuat membran sel menjadi lebih mudah mengalami denaturasi.Jika suhunya terlalu tinggi, protein akan mengalami denaturasi kemudian meyebabkan isi di dalam sel ke luar. Sedangkan pada perlakuan dingin(beku) terbentuk kristal-kristal pada membran sel, sehingga terjadi kerusakan yang sangat parah dan pigmen yang keluar semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan pada perlakuan dingin memiliki nilai absorbansi yang lebih Membran sel akan mengalami kerusakan jika diberikan perlakuan suhu yang ekstrim. Semakin tinggi suhu yang diberikan, maka kerusakan pada membran akan semakin parah karena membran sel tidak tahan terhadap keadaan yang terlalu panas ataupun terlalu dinginPerlakuan panas terhadap permeabilitas membran mengakibatkan kerusakan protein jika suhu lebih dari 60oC yang juga akan mengakibatkan kerusakan dinding sel sehingga dapat mengeluarkan pigmen lebih banyak akibat dari denaturasi pada protein. http://budikolonjono.blogspot.com/2011/12/komposisi-kimia-membran-sel-dan-faktor.html
    jadi jika sel tersebut di taruh pada suhu 50oC tidak akan mengalami apa-apa sebab protein pada membran sel akan terpengaruh jika suhu yang mempengaruhi terlalu panas atau dingin ( 60 ) seperti yang di tunjukkan pada artikel di atas.
    2. karena empulur akan hilang sejalan dengan penebalan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan

    a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  16. Dhafin Rizky Arnanda says:

    1. Sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    1. Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    2. Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    3. Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan
    A. Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.
    B. Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.
    C. Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.
    D. Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

  17. Reddy Ws says:

    Reddy Waluyo Sejati/26/XI IPA 6
    1. Sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    ‎2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan
    a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.
    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.
    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.
    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.
    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).
    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  18. Astrylenia Eka P. says:

    Nama : Astrylenia Eka P.
    No. Absen : 6

    1. Sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.

    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.

    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.

    4. Teknik Kultur Jaringan
    a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  19. zara amanda says:

    Zara Amanda Mutia (36)
    1.Yang terjadi adalah,suhu tersebut dapat merusak denaturasi protein.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur merupakan rongga-rongga kosong yang dapat hilang seiring dengan bertambahnya umur batang.Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin
    3. Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4.) Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus.Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan.Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang.Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya
    Teknik yang dilakukan :
    a.Seleksi material
    memilih bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  20. Nur Khasanah Agustika S / XI IPA 6 – 23

    1. Yang terjadi pada sel tersebut jika diletakkan pada suatu media yang memiliki suhu 50 derajat C, akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses dimana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi. Misalnya pelarut organik (contoh; alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.

    2. Empulur adalah jaringan parenkima yg berfungsi menyimpan cadangan makanan sehingga empulur belum terlalu banyak terpakai. Karena batang tumbuhan belum membesar atau tumbuhan masih muda. Empulur ditemukan pada batang yang masih muda. Pada batang yang tua, empulur tidak ditemukan karena empulur akan menghilang sejalan dengan pertambahan diameter batang.

    3. Jika terdapat sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga akan rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Pembekuan darah terbentuk pada daerah tersebut lalu akan membentuk jaringan granulasi yang dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur. Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami remodelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya. Jaringan syaraf dibeberapa kasus patah tulang bisa mengakibatkan cidera pada syaraf, bisa terputus atau terjepit. Paling sering terjadi pada patah tulang belakang kejadian seperti ini dapat mengakibatkan gangguan syaraf sensorik( perasa)syaraf motorik (gerak) yang bersifat sementara bahkan menetap.

    4. Teknik yang digunakan dalam kultur jaringan: Teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptic didalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut, kultur in vitro dikatakan in vitro( bahasa latin ), berarti “didalam kaca”. Karena jaringan tersebut dibiakkan didalam botol kultur dengan mnedium dan kondisi tertentu.
    – Kloning, teknik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam, khususnya untuk jenis anggrek bunga potong.
    – Teknik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine).

  21. Fernandus victor M (ipa 6/17) says:

    1). Jika sel tersebut berada pada suhu yang sangat tinggi (500°C) maka sel tersebut akan mengalami
    denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di
    mana protein atau asam nukleat
    kehilangan struktur tersier dan struktur
    sekunder dengan penerapan beberapa
    tekanan eksternal atau senyawa,
    seperti asam kuat atau basa, garam
    anorganik terkonsentrasi, sebuah
    misalnya pelarut organik (cth , alkohol
    atau kloroform), atau panas. Jika
    protein dalam sel hidup didenaturasi,
    ini menyebabkan gangguan terhadap
    aktivitas sel dan kemungkinan kematian
    sel. protein didenaturasi dapat
    menunjukkan berbagai karakteristik,
    dari hilangnya kelarutan untuk agregasi
    komunal.

    2). Jaringan yang paling dalam pada tumbuhan berpembuluh atau jaringan empelur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena
    empulur akan hilang sejalan dengan
    penambahan diameter batang. Karena
    empulur berfungsi sebagai tempat
    penyimpanan cadangan makanan
    tumbuhan. Dan Juga sebagai tempat
    penyimpanan sisa metabolisme yang
    tidak di gunakan lagi, seperti resin dan tannin.

    3). Jaringan yang harus diperbaiki saat terjadi kecelakaan dan mengakibatkan
    patah tulang adalah;

    #)Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya
    fraktur hingga kurang lebih satu
    sampai dua minggu. Peningkatan aliran
    darah menimbulkan hematom diikuti
    invasi sel-sel peradangan yaitu
    neutrofil, makrofag, sel fagosit,
    osteoklas, yang berfungsi untuk
    membersihkan jaringan nekrotik, yang
    akan mempersiapkan fase reparatif.
    Jika dirontgen, garis fraktur lebih
    terlihat karena telah disingkirkannya
    material nekrotik.

    #)Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan.
    Ditandai dengan diferensiasi dari sel
    mesenkim pluripotensial. Hematom
    fraktur diisi oleh kondroblas dan
    fibroblas yang akan menjadi tempat
    matrik kalus. Pada awalnya terbentuk
    kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa
    dan kartilago dengan sejumlah kecil
    jaringan tulang. Osteoblas
    mengakibatkan mineralisasi kalus lunak
    menjadi kalus keras serta menambah
    stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka
    garis fraktur mulai tidak tampak.

    #)Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu
    berbulan-bulan hingga tahunan untuk
    merampungkan penyembuhan tulang,
    yang meliputi aktifitas osteoblas dan
    osteoklas yang menghasilkan
    perubahan jaringan immatur agar
    menjadi matur, terbentuknya tulang
    lamelar sehingga menambah stabilitas
    daerah fraktur.

    4. Teknik Kultur Jaringan

    a) Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai
    melaksanakan penelitian dari bagian
    sel tanaman, akan tetapi yang harus
    dipilih adalah bagian tanaman yang
    masih aktif membelah seperti bagaian
    pucuk tanaman dari pohon induk.

    b) Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari
    mikroorganisme adalah sangat penting
    dalam proses pertumbuhan
    selanjutnya. Jaringan tanaman seperti
    meristern apikal dan kambium
    mungkin bebas dari mikro-organisme,
    tetapi jaringan lain sering
    terkontaminasi cendawan dan bakteri,
    te rutama jaringan yang berasal dari
    tanaman yang ditumbuhkan di
    lapangan. Sterilisasi permukaan dari
    eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean.
    Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai
    surfactan sangat membantu penetrasi
    sodium hypochlorite masuk ke dalam
    jaringan eksplan. Selain itu eksplan
    dapat juga direndam dalam 70 %
    ethanol selama 30 -60 detik sebelum
    perlakuan bayclean.

    c) Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi
    tanaman dilakukan dengan sistem
    penapisan. Jenis tanaman dan media
    ditapis secara bersama-sama . Eksplan
    yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat
    tiap tipe eksplan yang ditanam dalam
    medium MS. Pada. media yang cocok,
    suatu species mungkin akan
    menunjukkan pertumbuhan yang
    belum optimum. Zat pengatur tumbuh
    kemudian dimasukan sebagai faktor.
    Pada umumnya zat pengatur tumbuh
    yang digunakan dari golongan
    sitokinin, dengan konsentrasi yang
    digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi
    tamin dan sumber karbon adalah
    faktor tambahan yang kadang-kadang
    mempengaruhi pertumbuhan dan
    perkembangan eksplan. Tahap
    tersebut dapat dipakai untuk tujuan
    perbanyakan metalui produksi tunas
    aksiler, multiplikasi tunas adventif
    langsung atau tidak langsung atau
    perbanyakan melalui embrio somatik.

    d) Pengakaran
    Penggunaan medium W (white ),
    kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2%
    dan sitokinin rendah sering lebih baik
    menginduksi perakaran. Mengurangi
    konsentrasi medium MS menjadi ½ x
    konsentrasi akan mengurangi
    terbentuknya kalus pada dasar tunas
    yang, diakarkan.

    e) Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan,
    maka dilakukan aklimatisasi jati hasil
    kultur jaringan. Terdapat beberapa
    tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini
    yaitu dengan penyungkupan dan
    peningkatan daya tahan terhadap
    cahaya matahari (perlakuan naungan) .

    f) Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan
    kelanjutan dari teknik kultur jaringan,
    yaitu setelah tahapan multiplikasi
    tanaman dilakukan penyetekan pada
    media padat (pasir).

  22. sarastria maharani ( XI IPA 6 / no. 30 ) says:

    1.
    Sel tersebut akan mengalami denaturasi . (proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organic). Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal

    2.
    Empulur adalah jaringan parenkima yg berfungsi menyimpan cadangan makanan jadi empulur belum terlalu banyak terpakai Karena batang tumbuhan belum membesar atau tumbuhan masih muda. Empulur ditemukan pada batang mudah. Pada batang yang tua, empulur tidak di temukan karena empulur semakin menghilang sejalan dengan pertambahan diameter batang.

    3.
    Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.

    4.
    1. Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.
    2. Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.
    3. Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.
    4. Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).
    5. Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  23. Eranio Christofel Motoh says:

    Eranio Christofel Motoh (14)
    1.yang terjadi jika darah diletakan pada suhu 50 derajat adalah Denaturasi. Denaturasi adalah sebuah proses dimana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi. Misalnya pelarut organik (contoh; alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    2.Empulur hanya ditemukan pada tumbuhan muda. Empulur tidak dapat ditemukan di tumbuhan tua karena akan hilang seiring penambahan diameter batang. Empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan tumbuhan. Empulur juga berfungsi untuk menyimpan sisa metabolism yang tidak berguna seperti resin dan tannin.
    3. Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4.1. perbanyakan tunas dari mata tunas apikal,
    adalah teknik mikropropagasi yang dilakukan dengan cara mengkulturkan eksplan yang mengandung meristem pucuk (apikal dan lateral) dengan tujuan perangsangan dan perbanyakan tunas-tunas/cabang-cabang aksilar. Tunas-tunas aksilar tersebut selanjutnya diperbanyak melalui prosedur yang sama seperti eksplan awalnya dan selanjutnya diakarkan dan ditumbuhkan dalam kondisi invivo.
    2. pembentukan tunas adventif,
    Pembentukan tunas adventif ditentukan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi yaitu antara sumber eksplan, media dan kondisi kultur. Untuk mencapai proses organogenesis yang optimum masing-masing komponen tersebut mempunyai nilai kritis. Secara umum proses pembentukan plantlet melalui organogenesis memerlukan empat tahap yang harus dilalui yaitu: (i) induksi tunas; (ii) perkembangan dan multiplikasi tunas; (iii) perakaran dari tunas; dan (iv) “hardening” dari plantlet. Kebutuhan optimum dari setiap tahap tersebut harus ditentukan melalui rangkaian percobaan.
    3. embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus.
    Embriogenesis somatik merupakan suatu proses di mana sel somatik (baik haploid maupun diploid) berkembang membentuk tumbuhan baru melalui tahap perkembangan embrio yang spesifik tanpa melalui fusi gamet. Embrio somatik dapat dicirikan dari strukturnya yang bipolar, yaitu mempunyai dua calon meristem, yaitu meristem akar dan meristem tunas. Dengan memiliki struktur tersebut maka perbanyakan melalui embrio somatik lebih menguntungkan daripada pembentukan tunas adventif yang unipolar.

  24. valentine haren says:

    1.sel tersebut akan mengalami kerusakan sifat fisik karna tidak pada suhu yang tept atau disebut kerusakan denaturasi
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal. (sumber wikipedia)

    2.empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin. dan empulur hanya terdapat pada tumbuhan yang muda karena dengan pertambahan diameter batangnya. empulur hilang sejalan dengan dengan pertumbuhan karena semakin tua tumbuhan tersebut akan terbentuk lingkaran tahun pada batangnya

    3.Fraktur
    (patah tulang) adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang danditentukan sesuai jenis dan luasnya. (smeltzer S.C & Bare B.G,2001)

    Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.( Reeves C.J,Roux G& Lockhart R,2001
    saat tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur.Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya.
    atau disebut dengan Fase Inflamasi , Fase reparatif , Fase remodeling.

    4.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir)
    Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
    Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
    Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.
    Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

    Valentine haren Wijayatri
    34

  25. Siska Nursaputri says:

    1. Yang terjadi yaitu,suhu tersebut dapat merusak denaturasi protein.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.

    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan
    a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.
    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.
    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.
    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.
    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).
    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  26. 1. rusak denaturasi (kehilangan kelarutan, disebabkan oleh suhu tinggi dari proses )
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin. Jaringan empulur muda biasanya berwarna putih atau coklat pucat, dan menjadi gelap seiring dengan bertambah dewasanya jaringan. Pada perkembangan akhir, empulur berupa jaringan lunak, jaringan yang mengandung pati (seperti pada rumbia atau pohon sagu), atau ruang kosong (seperti pada rumput atau bambu). Serbuk yang ditemukan di bagian dalam rongga bambu adalah sisa-sisa dari sel yang kemudian terisi udara.
    3. Fase awal penyembuhan dari jaringan lunak
    Pada patah tulang, akan terjadi robekan pembuluh darah kecil di sekitar tempat cedera. Setelah terjadi pendarahan maka tubuh akan merespon dan terbentuklah bekuan darah (clot/hematoma). Hematoma di tempat patah tulang ini merupakan tempat dimana proses penyembuhan patah tulang pertama kali terjadi. Akan terjadi ledakan populasi sel-sel pembentuk tulang baru (osteogenic cells) untuk membentuk callus yang berfungsi sebagai ”lem” untuk menjaga agar tulang yang patah tidak mudah bergerak. Pada fase ini callus yang terbentuk masih lunak dan sebagian besar mengandung cairan. aringan lunak, dalam histologi, merujuk pada jaringan yang menghubungkan, menyokong, atau mengelilingi struktur dan organ tubuh. Jaringan lunak termasuk otot, tendon, ligamentum, fasia, saraf, jaringan serabut, lemak, pembuluh darah, dan membran sinovial.
    4. a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  27. Lidya Indriani Putri says:

    1. Rusak denaturasi. Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (ex, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolisme yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3.# Fase awal penyembuhan dari jaringan lunak
    Pada patah tulang, akan terjadi robekan pembuluh darah kecil di sekitar tempat cedera. Setelah terjadi pendarahan maka tubuh akan merespon dan terbentuklah bekuan darah (clot/hematoma). Hematoma di tempat patah tulang ini merupakan tempat dimana proses penyembuhan patah tulang pertama kali terjadi. Akan terjadi ledakan populasi sel-sel pembentuk tulang baru (osteogenic cells) untuk membentuk callus yang berfungsi sebagai ”lem” untuk menjaga agar tulang yang patah tidak mudah bergerak. Pada fase ini callus yang terbentuk masih lunak dan sebagian besar mengandung cairan.
    # Fase Penyambungan Tulang secara Klinis (Clinical Union)
    Callus semakin lama akan semakin mengeras dan sebagian akan digantikan oleh tulang immatur/belum dewasa. Pada saat callus ini telah mengeras sehingga tidak lagi terjadi pergerakan di sekitar tulang yang patah, maka dikatakan telah memasuki fase penyambungan tulang secara klinis (Clinical Union), namun garis patah tulang masih akan terlihat. Saat fase ini pasien tidak merasakan nyeri apabila bagian yang patah digerakkan.
    # Fase Konsolidasi atau Penyambungan secara Radiologis (Radiographic Union)
    Saat semua tulang muda (immatur) dalam callus telah tergantikan oleh tulang yang dewasa (matur) maka dikatakan telah memasuki fase Radiographic Union. Garis patah tulang tidak akan terlihat lagi.
    Setelah memahami proses penyembuhan tulang secara normal, kita dapat memahami bahwa tulang yang patah, secara alami akan dapat menyambung sendiri tanpa harus dimanipulasi. Hal ini pula yang dijadikan patokan oleh oknum dukun patah tulang yang kurang kompeten. Oknum dukun patah tulang paham bahwa penyambungan tulang merupakan proses alami tubuh, oleh karenanya mereka melakukan manipulasi untuk menyambung tulang dengan hanya berdasar trial and error serta pengalaman tanpa adanya pelatihan khusus.
    Saat pasien patah tulang datang untuk berobat, baik ke dokter maupun ke pengobatan alternatif, pasien akan mengharapkan kesembuhan dalam artian:
    -tulang yang patah dapat menyambung
    -bagian tubuh yang cedera dapat digunakan kembali/berfungsi secara normal
    – terhindar dari komplikasi

    4.Berbagai teknik kultur jaringan:

    a) Jenis kultur jaringan Meristem culture, yaitu  jenis teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan (bagian tanaman) dari jaringan muda atau meristem.
    b) kultur jaringan Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari serbuk sari atau benang sari.
    c) Kultur jaringan Protoplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari protoplasma (sel hidup yang telah dihilangkan dinding selnya).
    d) Kultur jaringan Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan kloroplas untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman dengan membuat varietas baru.
    e) Kultur jaringan Somatic cross atau silangan protoplasma, yaitu penyilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman yang mempunyai sifat baru.

    Agar berhasil dengan baik ketika akan melakukan kultur jaringan, terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berkut.

    a) Pemilihan eksplan Kultur jaringan
    Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan dalam kulturisasi. Eksplan ini menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus (bentuk awal calon tunas yang kemudian mengalami proses pelengkapan bagian tanaman, seperti daun, batang, dan akar). Sebagian eksplan sebaiknya dipilih pucuk muda tanaman dewasa yang diketahui asal-usul dan varietasnya, tidak terinfeksi penyakit, dan jenisnya unggul.

    b) Penggunaan media Kultur jaringan yang cocok
    Media yang cocok memengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah ditanam untuk menjadi plantlet (tanaman kecil). Media yang baik, harus memenuhi syarat nutrisi yang diperlukan eksplan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, di dalam media kultur jaringan ditambahkan berbagai macam mineral, vitamin, sumber karbohidrat, dan zat pengatur tumbuh (hormon)

    c) Keadaan Kultur jaringan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik.
    Semua tahapan yang dilakukan dalam kultur jaringan harus dilakukan secara aseptik. Hal ini guna menghindari kontaminasi oleh jamur maupun bakteri. Oleh karena itu, sterilisasi eksplan ke dalam medium dilakukan di dalam laminar air flow cabinet (Gambar 2.15) untuk mencegah kontaminasi. Penyimpanan kultur juga harus di dalam ruangan dengan suhu, pencahayaan, dan pengaturan udara yang baik.

    Lidya Indriani P. (XI IPA 6/ 19)

  28. Farinda Ristanti / 16 says:

    1.Yang terjadi adalah,suhu tersebut dapat merusak denaturasi protein.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur merupakan rongga-rongga kosong yang dapat hilang seiring dengan bertambahnya umur batang.Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin
    3. Jika terdapat sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga akan rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Pembekuan darah terbentuk pada daerah tersebut lalu akan membentuk jaringan granulasi yang dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur. Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami remodelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya. Jaringan syaraf dibeberapa kasus patah tulang bisa mengakibatkan cidera pada syaraf, bisa terputus atau terjepit. Paling sering terjadi pada patah tulang belakang kejadian seperti ini dapat mengakibatkan gangguan syaraf sensorik( perasa)syaraf motorik (gerak) yang bersifat sementara bahkan menetap.
    4. Teknik yang digunakan dalam kultur jaringan: Teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptic didalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut, kultur in vitro dikatakan in vitro( bahasa latin ), berarti “didalam kaca”. Karena jaringan tersebut dibiakkan didalam botol kultur dengan mnedium dan kondisi tertentu.
    – Kloning, teknik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam, khususnya untuk jenis anggrek bunga potong.
    – Teknik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine).

  29. Ella Rizqining Firdaus (XI IPA 6 / 12) says:

    1. sel akan mengalami denaturasi dimana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa.Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel.

    2. karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna. itulah penyebab empulur hanya ada di tumbuhan yang muda.

    3. Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur.
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.

    4. – Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan.
    – Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.
    – Aklimatisasi
    tahapannya dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).
    – Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum.
    – Pengakaran
    Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.
    – Aklimatisasi
    tahapannya dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).
    – Mikrocutting
    Kegiatan setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  30. aditya dio ilhamsyah says:

    1. Sel akan mengalami denaturasi. Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dgn penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (exp: alkohol ), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Bila terjadi patah tulang, jaringan yang harus diobati antara lain jaringan epitel, jaringan tulang, jaringan ikat dan jaringan tulang. Proses penyembuhan tulang-tulang tersebut melalui fase-fase berikut ini:

    a. Stadium Satu-Pembentukan Hematoma
    Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur. Sel-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. Stadium ini berlangsung 24 – 48 jam dan perdarahan berhenti sama sekali.
    b. Stadium Dua-Proliferasi Seluler
    Pada stadium initerjadi proliferasi dan differensiasi sel menjadi fibro kartilago yang berasal dari periosteum,`endosteum,dan bone marrow yang telah mengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama 8 jam setelah fraktur sampai selesai,.
    c. Stadium Tiga-Pembentukan Kallus
    Sel–sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang imatur (anyaman tulang ) menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada 4 minggu setelah fraktur menyatu.
    d. Stadium Empat-Konsolidasi
    Bila aktivitas osteoclast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.
    e. Stadium Lima-Remodelling
    Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus. Lamellae yang lebih tebal diletidakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya.
    4. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

    Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

    Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
    1) Pembuatan media
    2) Inisiasi
    3) Sterilisasi
    4) Multiplikasi
    5) Pengakaran
    6) Aklimatisasi

  31. ASTRID AMALIA H.P XI IPA 6/5 says:

    1) Yang terjadi yaitu DENATURASI PROTEIN
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal. Denaturisasi dalam pengertian ini tidak digunakan dalam penyusunan bahan kimia industri alkohol didenaturasi.

    2)Empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan tumbuhan dan tempat penyimpanan sisa metabolisme yang tidak berguna , seperti resin dan tanin. Pada tumbuhan dikotil empulur hanya ditemukan pada tumbuhan muda . Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang

    3).Penyembuhan tulang normal merupakan suatu proses biologis yang luar biasa karena tulang dapat sembuh tanpa “bekas” atau “jaringan parut”. Artinya tulang yang patah akan disambung dengan tulang yang baru. Berbeda dengan ligamen yang proses penyembuhannya akan digantikan dengan jaringan parut.
    Fase awal penyembuhan dari jaringan lunak
    Pada patah tulang, akan terjadi robekan pembuluh darah kecil di sekitar tempat cedera. Setelah terjadi pendarahan maka tubuh akan
    merespon dan terbentuklah bekuan darah (clot/hematoma). Hematoma di tempat patah tulang ini merupakan tempat dimana proses penyembuhan patah tulang pertama kali terjadi. Akan terjadi ledakan populasi sel-sel pembentuk tulang baru (osteogenic cells) untuk membentuk callus yang berfungsi sebagai ”lem” untuk menjaga agar tulang yang patah tidak mudah bergerak. Pada fase ini callus yang terbentuk masih lunak dan sebagian besar mengandung cairan.
    2. Fase Penyambungan Tulang secara Klinis (Clinical Union)
    Callus semakin lama akan semakin mengeras dan sebagian akan digantikan oleh tulang immatur/belum dewasa. Pada saat callus ini telah mengeras sehingga tidak lagi terjadi pergerakan di sekitar tulang yang patah, maka dikatakan telah memasuki fase penyambungan tulang secara klinis (Clinical Union), namun garis patah tulang masih akan terlihat. Saat fase ini pasien tidak merasakan nyeri apabila bagian yang patah digerakkan.
    3. Fase Konsolidasi atau Penyambungan secara Radiologis (Radiographic Union)
    Saat semua tulang muda (immatur) dalam callus telah tergantikan oleh tulang yang dewasa (matur) maka dikatakan telah memasuki fase Radiographic Union. Garis patah tulang tidak akan terlihat lagi.
    Setelah memahami proses penyembuhan tulang secara normal, kita dapat memahami bahwa tulang yang patah, secara alami akan dapat menyambung sendiri tanpa harus dimanipulasi.

    4)Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

    Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
    1) Pembuatan media
    2) Inisiasi
    3) Sterilisasi
    4) Multiplikasi
    5) Pengakaran
    6) Aklimatisasi

    Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

    Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

    Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

    Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

    Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

    Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

  32. Fernandus Victor M (ipa 6/17) says:

    1.Jika sel tersebut di letakan pada media yang memiliki suhu sangat tinggi(50C) maka sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.

    2. Jaringan yang paling dalam pada tumbuhan berpembuluh atau jaringan empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat terjadi kecelakaan dan mengakibatkan patah tulang adalah :
    #)Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    #)Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan
    a)Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.
    b)Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.
    c)Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.
    d)Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.
    e)Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).
    f)Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat atau pasir.

  33. NIKE CAHYATI says:

    NAMA:NIKE CAHYATI
    KELAS:XI IPA 6
    NO.ABSEN:22
    1.Yang terjadi pada sel tersebut jika sel tersebut diletakkan pada suatu media yang memiliki suhu 500C akan mengalami denaturasi,yaitu sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. Kebanyakan protein biologis kehilangan fungsi biologisnya ketika didenaturasi. Sebagai contoh, enzim kehilangan sifatnya, karena mengikat substrat tidak bisa lagi ke situs aktif, dan karena residu asam amino yang terlibat dalam menstabilkan keadaan transisi substrat ‘tidak lagi diposisikan untuk dapat melakukannya.
    2.**Empulur biasanya terdapat di tumbuhan muda karena empulur tersusun dari sel-sel parenkima, Sel-sel jaringan empulur yang aktif biasanya terletak di bagian terluar dari empulur, kadang-kadang berwujud sangat berbeda, dan disebut bagian perimedular..
    **empulur juga akan hilang sejalan dengan pertumbuhan dan penambahan diameter batangnya.Hal itu terjadi pada perkembangan akhir, empulur berupa jaringan lunak, jaringan yang mengandung pati,terkadang empulur pada tumbuhan dewasa merupakan bagian hitam pada batang Jaringan empulur muda biasanya berwarna putih atau coklat pucat, dan menjadi gelap seiring dengan bertambah dewasanya jaringan.
    3. Tulang manusia pada dasarnya membuat 2 mineral – kalsium & fosfor. Casting – setelah patah tulang dikembalikan ke posisi semula, plester atau lebih baru-baru ini digunakan serat kaca pemain (tokoh) sedang digunakan.Eksternal fixations – PIN dan kabel yang digunakan dalam fixations jenis ini. Pada bagian ini, dan pin kabel yang digunakan untuk menempatkan tulang melalui kulit dari atas dan di bawah. Ini membantu dalam menjaga tulang utuh dalam posisinya.Fiksasi internal-ini adalah prosedur bedah inti keras, di batang logam ini, kabel dan sekrup sedang digunakan.
    Rehabilitasi adalah bagian dari perawatan fraktur tulang. Fraktur umumnya menyembuhkan di sekitar empat sampai delapan minggu yang tergantung pada cedera severeness. Gips dan struktur lainnya mendukung seperti kawat gigi akan dihapus sebelum untuk penyembuhan lengkap fraktur. Ini membantu dalam memfasilitasi penyembuhan tulang serta adjoin jaringan seperti arteri, pembuluh darah, saraf, tendon otot cara yang lebih baik. Patah tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh digerakkan (imobilisasi).
    Imobilisasi bisa dilakukan melalui:
    • Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.
    • Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah
    • Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama untuk patah tulang pinggul.
    • Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang. Merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang pinggul dan patah tulang disertai komplikasi.

    Imobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani terapi fisik.
    Terapi dimulai pada saat imobilisasi dilakukan dan dilanjutkan sampai pembidaian, gips atau traksi telah dilepaskan.
    Pada patah tulang tertentu (terutama patah tulang pinggul), untuk mencapai penyembuhan total, penderita perlu menjalani terapi fisik selama 6-8 minggu atau kadang lebih lama lagi.

    4. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
    Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
    Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
    Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
    Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
    Kloning, teknik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam.
    Teknik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar.

  34. Farinda Ristanti says:

    1.sel tersebut mengalami denaturasi yaitu sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal. Denaturisasi dalam pengertian ini tidak digunakan dalam penyusunan bahan kimia industri alkohol didenaturasi.
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolisme yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3.proses penyembuhan patah tulang
    Fase Inflamasi :Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai duaminggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jikadirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjaditempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dankartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasikalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen makagaris fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehinggamenambah stabilitas daerah fraktur.

    4. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. 
    Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga  tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. 
    Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
    1)    Pembuatan media
    2)    Inisiasi
    3)    Sterilisasi
    4)    Multiplikasi
    5)    Pengakaran
    6)    Aklimatisasi
    Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.  Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.  Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.  Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.  Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.  Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
    Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. 
    Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.  
    Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.  Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
    Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.  Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri). 
    Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. 
    Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.
    Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.

    Farinda Ristanti (XI IPA 6/ 16)

  35. Nurul Aisyah says:

    1. Akan mengalami Denaturasi protein, adalah kondisi di mana struktur sekunder, tersier maupun kuartener dari suatu protein mengalami modifikasi tanpa ada pemecahan ikatan peptida. Denaturasi dapat berupa rusaknya struktur tiga matra dari suatu protein. Denaturasi protein ada dua macam, yaitu pengembangan rantai peptide (terjadi pada polipeptida) dan pemecahan protein menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul (terjadi pada ikatan sekunder).
    Denaturasi protein sangat berpengaruh sekali pada sifat fungsionalnya. Terutama enzim dan protein pembawa. Pada enzim, rusaknya struktur tiga matra menjadikan enzim inaktif.Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal. Denaturisasi dalam pengertian ini tidak digunakan dalam penyusunan bahan kimia industri alkohol didenaturasi.
    2. Empulur pada tumbuhan muda biasanya berupa jaringan lunak agak kering, kadang-kadang berongga kecil-keci, Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang.jadi empulur menghilang dengan di iringi perkembangan jaringan lain.

    3.Eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati (debridemen)
    semua jaringan yang kehilangan vaskularisasinya merupakan daerah tempat pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi secara operasi pada kulit, jaringan subkutaneus, lemak, fascia, otot dan fragmen2 yang lepas

    pengobatan fraktur itu sendiri
    fraktur dengan luka yang hebat memerlukan suatu fraksi skeletal atau reduksi terbuka dengan fiksasi eksterna tulang. fraktur grade II dan III sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.
    penutupan kulit
    apabila fraktur terbuka diobati dalam waktu periode emas (6-7 jam mulai dari terjadinya kecelakaan), maka sebaiknya kulit ditutup. hal ini dilakukan apabila penutupan membuat kulit sangat tegang. dapat dilakukan split thickness skin-graft serta pemasangan drainase isap untuk mencegah akumulasi darah dan serum pada luka yang dalam. luka dapat dibiarkan terbuka setelah beberapa hari tapi tidak lebih dari 10 hari. kulit dapat ditutup kembali disebut delayed primary closure. yang perlu mendapat perhatian adalah penutupan kulit tidak dipaksakan yang mengakibatkan sehingga kulit menjadi tegang.

    4.Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
    1) Pembuatan media
    2) Inisiasi
    3) Sterilisasi
    4) Multiplikasi
    5) Pengakaran
    6) Aklimatisasi
    Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
    Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
    Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
    Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
    Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
    Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

  36. Erlyna Yunestha S. says:

    Erlyna Yunestha S. / XI IPA 6 – 15
    1. Akan terjadi denaturasi protein. Yaitu meningkatnya fibrasi molekul sehingga ikatan hydrogen pada struktur tersier dari protein akan putus. Hal ini menyebabkan kerusakan pada struktur protein eritrosit yang berpengaruh pd enzim dan protein pembawa yang akhirnya tidak dapat berfungsi lagi. Contoh lain dr denaturasi terjadi pada telur yang direbus atau digoreng. Faktor yang mempengaruhi denaturasi selain pemanasan adalah PH ekstrem, perlakuan mekanis, logam berat, dan pelarut organik.

    2. Empulur hanya ditemukan pada tumbuhan muda karena pada tumbuhan muda, empulur berfungsi sbg tampat penyimpanan cadangan makanan dan sisa-sisa metabolisme yang tdk berguna seperti resin dan tanin. Dan ketika tumbuhan beranjak dewasa, pada jaringan endodermis sel akan mengalami penebalan zat gabus dan akhirnya membentuk pita kaspari. Selanjutnya, penebalan sampai pada bagian dinding sel yang berhadapan dg stele sehingga menyebabkan empulur tedesak dan semakin terdesak hingga sangat terdesak dan pada akhirnya akan rusak serta hilang.

    3. Yang harus mengalami pengobatan adalah jaringan tulang itu sendiri dan juga berbagai jaringan yg ada disekitarnya. Mengapa ? Agar system dapat terhubung kembali, karena fraktura merupakan kejadian dimana kontinuitas jaringan pada tulang terputus. Proses penyembuhan ini meliputi penyembuhan pd jaringan ikat, fascia, lemak, dan jaringan otot, jaringan lunak, serta system saraf dan pembuluh darah. Proses penyembuhan dimulai dr proses hematoma yg disertai dg proses infamasi pd jaringan granulasi, jaringan ikat, jaringan fibrokartilago. Dilanjutkan dengan proses mineralisasi, pembentukan tulang pd tulang yg mengalami kerusakan, dan remodeling pd bagian tulang cancelous / cortical.

    4. Macam” teknik kultur jaringan:
    –> Berdasarkan tanaman yg digunakan sbg eksplan:
    •Kultur meristem = menggunakan jaringan (akar,batang,daun) yg muda / meristematik
    •Kultur anter = menggunakan kepala sari sebagai eksplan
    •Kultur embrio = menggunakan embrio. Ex: embrio pd kelapa kopyor
    •Kultur protoplas = menggunakan sel jaringan hidup sbg eksplan tanpa dinding
    •Kultur kloroplas = menggunakan kloroplas yg biasanya digunakan utk memperbaiki / membuat varietas baru.
    •Kultur polen = menggunakan serbuk sari

    –> Berdasarkan jenis media penanaman yg penamaannya diambil dr nama penemunya:
    •Murashige and Skoog (1962) : dapat digunakan utk hampir semua jenis tanaman, terutama tanaman herba
    •White (1934) : utk kultur tanaman tomat
    •Vacin and Went : utk kultur tanaman anggrek
    •Nitsch and Nitsch : utk kultur serbuk sari dan kultur sel
    •Scenk and Haberlandt (1792) : utk tanaman monokotil

    Kutur polen dan anther:
    Pada tahun 1974, Nitsch mengembangkan kutur terapung (Floating culture) menggunakan media cair. Setelah itu pollen diletakkan di permukaan media cair selama 2-3 hari. Setelah itu pollen ditekan keluar dan media disaring dengan filter berukuran 25-100 mm tergantung dari jenis. Suspensi kemudian dicentrifuge dan dicuci dengan larutan media. Setelah dicuci disuspensikan kembali ke dalam media baru. Suspensi dipipet dan dipindahkan ke media padat dalam petridish.
    Dalam metode ini kuncup bunga yang sudah diberi praperlakuan suhu rendah, diisolasi anthernya. Anther kemudian diapungkan di media cair. Beberapa hari kemudian, anther terbuka (dehiscent) dan melepaskan pollen ke dalam media.
    Pada kultur anther padi setelah 10 hari setelah inokulasi pada media cair, massa sel mendesak keluar dari dinding pollen. Setelah beberapa hari kalus putih mulai terlihat. Regenerasi kalus pada mulanya lebih rendah dari yang di media padat, tetapi setelah medianya diperbaiki dengan penambahan asam amino dan 20% ekstrak kentang, kemampuan regenerasi meningkat.

  37. Kiki Rahmadhani says:

    1. Sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.

    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur merupakan rongga-rongga kosong yang dapat hilang seiring dengan bertambahnya umur batang.Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin

    3. Bila sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk jaringan granulasi, dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur.Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami re-modelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya

    4.Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:

    1) Pembuatan media
    2) Inisiasi
    3) Sterilisasi
    4) Multiplikasi
    5) Pengakaran
    6) Aklimatisasi

    Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

    Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

    Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

    Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

    Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

    Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

    Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.

    Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-lahan yang kosong dapat c

  38. Farinda Ristanti/ 26 says:

    1.Yang terjadi adalah,suhu tersebut dapat merusak denaturasi protein.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur merupakan rongga-rongga kosong yang dapat hilang seiring dengan bertambahnya umur batang.Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin
    3. Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4.) Metode perbanyakan tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui pembentukan tunas adventif, dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap pembentukan kalus.Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan dalam pengerjaan kultur jaringan.Pertama adalah jaringan muda yang belum mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.Jaringan tipe pertama ini biasa ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar, maupun kambium batang.Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima, yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan menjalankan fungsinya
    Teknik yang dilakukan :
    a.Seleksi material
    memilih bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  39. Dimas Harianto says:

    1.Yang terjadi pada peristiwa tersebut adalah sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan

    a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

    Dimas Harianto XI IPA 6
    No Absen:10

  40. Denny Revees says:

    denny wahyu pratama/07

    1. Jika sel darah merah diletakkan pada suhu 50 C maka sel tersebut akan mengalami kerusakan sifat fisik karna tidak pada suhu yang tept atau disebut kerusakan denaturas

    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolisme yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan

    a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

  41. loh pak punya saya kok gak keluar ( putri)

  42. Erlyna Yunestha S. says:

    Erlyna Yunestha S. / XI IPA 6 – 15
    1. Akan terjadi denaturasi protein. Yaitu meningkatnya fibrasi molekul sehingga ikatan hydrogen pada struktur tersier dari protein akan putus. Hal ini menyebabkan kerusakan pada struktur protein eritrosit yang berpengaruh pd enzim dan protein pembawa yang akhirnya tidak dapat berfungsi lagi. Contoh lain dr denaturasi terjadi pada telur yang direbus atau digoreng. Faktor yang mempengaruhi denaturasi selain pemanasan adalah PH ekstrem, perlakuan mekanis, logam berat, dan pelarut organik.

    2. Empulur hanya ditemukan pada tumbuhan muda karena pada tumbuhan muda, empulur berfungsi sbg tampat penyimpanan cadangan makanan dan sisa-sisa metabolisme yang tdk berguna seperti resin dan tanin. Dan ketika tumbuhan beranjak dewasa, pada jaringan endodermis sel akan mengalami penebalan zat gabus dan akhirnya membentuk pita kaspari. Selanjutnya, penebalan sampai pada bagian dinding sel yang berhadapan dg stele sehingga menyebabkan empulur tedesak dan semakin terdesak hingga sangat terdesak dan pada akhirnya akan rusak serta hilang.

    3. Yang harus mengalami pengobatan adalah jaringan tulang itu sendiri dan juga berbagai jaringan yg ada disekitarnya. Mengapa ? Agar system dapat terhubung kembali, karena fraktura merupakan kejadian dimana kontinuitas jaringan pada tulang terputus. Proses penyembuhan ini meliputi penyembuhan pd jaringan ikat, fascia, lemak, dan jar.otot, jar.lunak, serta system saraf dan pembuluh darah. Proses penyembuhan dimulai dr proses hematoma yg disertai dg proses infamasi pd jaringan granulasi, jaringan ikat, jaringan fibrokartilago. Dilanjutkan dengan proses mineralisasi, pembentukan tulang pd tulang yg mengalami kerusakan, dan remodeling pd bagian tulang cancelous / cortical.

    4. Macam” teknik kultur jaringan:
    –> Berdasarkan tanaman yg digunakan sbg eksplan:
    •Kultur meristem = menggunakan jaringan (akar,batang,daun) yg muda / meristematik
    •Kultur anter = menggunakan kepala sari sebagai eksplan
    •Kultur embrio = menggunakan embrio. Ex: embrio pd kelapa kopyor
    •Kultur protoplas = menggunakan sel jaringan hidup sbg eksplan tanpa dinding
    •Kultur kloroplas = menggunakan kloroplas yg biasanya digunakan utk memperbaiki / membuat varietas baru.
    •Kultur polen = menggunakan serbuk sari

    –> Berdasarkan jenis media penanaman yg penamaannya diambil dr nama penemunya:
    •Murashige and Skoog (1962) : dapat digunakan utk hampir semua jenis tanaman, terutama tanaman herba
    •White (1934) : utk kultur tanaman tomat
    •Vacin and Went : utk kultur tanaman anggrek
    •Nitsch and Nitsch : utk kultur serbuk sari dan kultur sel
    •Scenk and Haberlandt (1792) : utk tanaman monokotil

    Kutur polen dan anther:
    Pada tahun 1974, Nitsch mengembangkan kutur terapung (Floating culture) menggunakan media cair. Setelah itu pollen diletakkan di permukaan media cair selama 2-3 hari. Setelah itu pollen ditekan keluar dan media disaring dengan filter berukuran 25-100 mm tergantung dari jenis. Suspensi kemudian dicentrifuge dan dicuci dengan larutan media. Setelah dicuci disuspensikan kembali ke dalam media baru. Suspensi dipipet dan dipindahkan ke media padat dalam petridish.
    Dalam metode ini kuncup bunga yang sudah diberi praperlakuan suhu rendah, diisolasi anthernya. Anther kemudian diapungkan di media cair. Beberapa hari kemudian, anther terbuka (dehiscent) dan melepaskan pollen ke dalam media.
    Pada kultur anther padi setelah 10 hari setelah inokulasi pada media cair, massa sel mendesak keluar dari dinding pollen. Setelah beberapa hari kalus putih mulai terlihat. Regenerasi kalus pada mulanya lebih rendah dari yang di media padat, tetapi setelah medianya diperbaiki dengan penambahan asam amino dan 20% ekstrak kentang, kemampuan regenerasi meningkat.
    punya ku juga…

  43. ‎nama : putri wahyuning tyas
    no: 25
    1. Sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    Jika terdapat sebuah tulang patah, maka jaringan lunak sekitarnya juga akan rusak, periosteum terpisah dari tulang dan terjadi perdarahan yang cukup berat. Pembekuan darah terbentuk pada daerah tersebut lalu akan membentuk jaringan granulasi yang dimana sel-sel pembentuk tulang premitif (osteogenik) berdeferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat yang akan merangsang deposisi kalsium. Terbentuk lapisan tebal (kalus disekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus menebal dan meluas, bertemu dengan lapian kalus dari fragmen yang satunya dan menyatu. Fusi dari kedua fragmen terus berlanjut dengan terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas menyebrangi lokasi fraktur. Persatuan (union) tulang provisional ini akan menjalani transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dan lebih terorganisasi. Kalus tulang akan mengalami remodelling dimana osteoblas akan membentuk tulang baru sementara osteoklas akan menyingkirkan bagian yanng rusak sehingga akhirnya akan terbentuk tulang yang menyerupai keadaan tulang aslinya. Jaringan syaraf dibeberapa kasus patah tulang bisa mengakibatkan cidera pada syaraf, bisa terputus atau terjepit. Paling sering terjadi pada patah tulang belakang kejadian seperti ini dapat mengakibatkan gangguan syaraf sensorik( perasa)syaraf motorik (gerak) yang bersifat sementara bahkan menetap.
    4. Teknik yang digunakan dalam kultur jaringan: Teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptic didalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut, kultur in vitro dikatakan in vitro( bahasa latin ), berarti “didalam kaca”. Karena jaringan tersebut dibiakkan didalam botol kultur dengan mnedium dan kondisi tertentu.
    – Kloning, teknik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam, khususnya untuk jenis anggrek bunga potong.
    – Teknik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine).

  44. anggita adha m says:

    1.Yang terjadi pada peristiwa tersebut adalah sel tersebut akan mengalami denaturasi.
    Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi komunal.
    2. Empulur tidak ditemukan pada tumbuhan yang sudah tua karena empulur akan hilang sejalan dengan penambahan diameter batang. Karena empulur berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanaqn tumbuhan. Juga merupakan tempat penyimpanan sisa metabolism yang tidak berguna, seperti resin dan tannin.
    3. Jaringan yang harus diperbaiki saat patah tulang
    Fase Inflamasi :
    Fase ini berlangsung mulai terjadinya fraktur hingga kurang lebih satu sampai dua minggu. Peningkatan aliran darah menimbulkan hematom diikuti invasi sel-sel peradangan yaitu neutrofil, makrofag, sel fagosit, osteoklas, yang berfungsi untuk membersihkan jaringan nekrotik, yang akan mempersiapkan fase reparatif. Jika dirontgen, garis fraktur lebih terlihat karena telah disingkirkannya material nekrotik.
    Fase Reparatif :
    Dapat berlangsung beberapa bulan. Ditandai dengan diferensiasi dari sel mesenkim pluripotensial. Hematom fraktur diisi oleh kondroblas dan fibroblas yang akan menjadi tempat matrik kalus. Pada awalnya terbentuk kalus lunak, terdiri dari jaringan fibrosa dan kartilago dengan sejumlah kecil jaringan tulang. Osteoblas mengakibatkan mineralisasi kalus lunak menjadi kalus keras serta menambah stabilitas fraktur. Jika dirontgen maka garis fraktur mulai tidak tampak.
    Fase Remodeling :
    Fase ini bisa membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk merampungkan penyembuhan tulang, yang meliputi aktifitas osteoblas dan osteoklas yang menghasilkan perubahan jaringan immatur agar menjadi matur, terbentuknya tulang lamelar sehingga menambah stabilitas daerah fraktur.
    4. Teknik Kultur Jaringan

    a.Seleksi material
    Secara teori sangat mungkin mulai melaksanakan penelitian dari bagian sel tanaman, akan tetapi yang harus dipilih adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah seperti bagaian pucuk tanaman dari pohon induk.

    b.Sterilisasi bahan tanaman
    Kontrol kontaminasi dari mikroorganisme adalah sangat penting dalam proses pertumbuhan selanjutnya. Jaringan tanaman seperti meristern apikal dan kambium mungkin bebas dari mikro-organisme, tetapi jaringan lain sering terkontaminasi cendawan dan bakteri, te rutama jaringan yang berasal dari tanaman yang ditumbuhkan di lapangan. Sterilisasi permukaan dari eksplan dapat digunakan 2 % Bayclean. Penggunaan 0, 1 % Tween 80 sebagai surfactan sangat membantu penetrasi sodium hypochlorite masuk ke dalam jaringan eksplan. Selain itu eksplan dapat juga direndam dalam 70 % ethanol selama 30 -60 detik sebelum perlakuan bayclean.

    c.Induksi dan Multiplikasi
    Pemantapan kultur dan regenerasi tanaman dilakukan dengan sistem penapisan. Jenis tanaman dan media ditapis secara bersama-sama. Eksplan yang dipakai pucuk aksiler. Terdapat tiap tipe eksplan yang ditanam dalam medium MS. Pada. media yang cocok, suatu species mungkin akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimum. Zat pengatur tumbuh kemudian dimasukan sebagai faktor. Pada umumnya zat pengatur tumbuh yang digunakan dari golongan sitokinin, dengan konsentrasi yang digunakan berkisar 0,15 – 1,5 mg/l. Vi tamin dan sumber karbon adalah faktor tambahan yang kadang-kadang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Tahap tersebut dapat dipakai untuk tujuan perbanyakan metalui produksi tunas aksiler, multiplikasi tunas adventif langsung atau tidak langsung atau perbanyakan melalui embrio somatik.

    d.Pengakaran
    Penggunaan medium W (white), kombinasi IBA dan IAA, sucrosa 2% dan sitokinin rendah sering lebih baik menginduksi perakaran. Mengurangi konsentrasi medium MS menjadi ½ x konsentrasi akan mengurangi terbentuknya kalus pada dasar tunas yang, diakarkan.

    e.Aklimatisasi
    Agar dapat bertahan di lapangan, maka dilakukan aklimatisasi jati hasil kultur jaringan. Terdapat beberapa tahapan dalam kegiatan aklimatisasi ini yaitu dengan penyungkupan dan peningkatan daya tahan terhadap cahaya matahari (perlakuan naungan).

    f.Mikrocutting
    Kegiatan mikro cutting merupakan kelanjutan dari teknik kultur jaringan, yaitu setelah tahapan multiplikasi tanaman dilakukan penyetekan pada media padat (pasir).

    nama : anggita adha meilia
    nomor : 03
    kelas : XI ipa 6

    pak ericka darmawan maaf terlambat ngirimnya , aku baru di kasih tau anak-anak loh pak
    sumpaaaaah deh pak
    sekali lagi maaf ya pak

Leave a reply to Yasiir Aulia/XI IPA 6/35 Cancel reply