Analisislah permasalahan berikut!

Dengan mengacu pada teori strukturasi, hasil penelitian membuktikan bahwa gerakan 3R dalam pengelolaan sampah padat perkotaan di Jepang adalah benar praktik sosial yang mengintegrasikan agen dan struktur.
1. Apakah maksud dari pernyataan tersebut?
2. Bandingkan fenomena pengelolaan sampah padat di Indonesia dan Jepang.

About JavAurora

JavAurora is a blog that I created, Ericka Darmawan. I work as a lecturer at Tidar University, a State University in the City of Magelang. I completed my doctorate (Dr.) at State University of Malang (Universitas Negeri Malang/UM) in the field of Biology education. My research revolves around developing learning models, Ecological education, and Disaster Mitigation learning. Should you want to know further information on my academic works, please visit https://scholar.google.co.id/citations?user=Yk53JMsAAAAJ&hl=en&authuser=1

21 responses »

  1. SANIYYA FAZA MU'AAFII / xi ipa 2 says:

    1. jadi maksut dari soal di atas adalah di jepang penanganan masalah sampah sudah terorganisasi dgn sistem yang baik juga sudah menggunakan gerakan 3R. sehingga hasilnya bisa efektif dan efisien dalam pengelolaannya.
    2. di jepang pengelolaan sampah sudah teratasi dgn baik oleh smua warganya. kalau di indonesia, pengelolaan sampah masih kurang tertangani dgn baik, msh banyak warga di indonesia yg suka membuang sampah sembarangan, sehingga perlu di galakkan gerakan 3R. supaya smua warga indonesia mengerti cara pengelolaan sampah yg baik dan benar.

  2. Prisca Octavia , XI IPA 2 / 22 says:

    1. Municipal Solid Waste (MSW) atau “sampah padat perkotaan” adalah jenis sampah umum yang mencakup sampah rumah tangga, sampah badan komersil, sampah di area-area umum, dan ada kalanya sampah hasil treatement plant site yang dikumpulkan oleh municipality dalam wilayah tertentu.
    Dengan kata lain, MSW didominasi oleh sampah rumah tangga, yang jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan sampah lainnya.
    Gerakan 3R tengah menjadi pusat perhatian dalam pengelolaan sampah di Jepang. Penekanan pada gerakan 3R dalam mengelola sampah menjadi barang bermanfaat telah dijadikan orientasi utama di Jepang, karena di samping dapat mengurangi beban pada tempat pembuangan akhir, juga dapat mengurangi konsumsi akan sumber daya alam, dan meringankan beban pada lingkungan.

    2. Menurut saya pengelolaan sampah padat di Indonesia kurang dari pada di Jepang , Indonesia masih belum terlalu melakukan gerakan 3R seperti halnya mereka membuang sampah antara organik dan non organik masih belum disiplin , di Jepang termasuk populasi jiwa yang banyak mereka telah melakukan gerakan 3R dan MSW guna untuk mengurangi pembuangan sampah yang paling banyak adalah sampah rumah tangga.

    Prisca Octavia , XI IPA 2 / 22

  3. Prisca Octavia , XI IPA / 22 says:

    1. Municipal Solid Waste (MSW) atau ”sampah padat perkotaan” adalah jenis sampah umum yang mencakup sampah rumah tangga , sampah badan komersil , sampah di area – area umum , dan ada kalanya sampah hasil treatement plant site yang dikumpulkan oleh municipality dalam wilayah tertentu.
    Dengan kata lain , MSW didominasi oleh sampah rumah tangga , yang jumlahnya paling banyak diantara sampah lainnya.
    Gerakan 3R tengah menjadi pusat perhatian dalam pengelolaan sampah di Jepang. Penekanan pada gerakan 3R dalam mengelola sampah menjadi barang bermanfaat telah dijadikan orientasi utama di Jepang , karena di samping dapat mengurangi beban pada tempat pembuangan akhir , juga dapat mengurangi konsumsi akan sumber daya alam , dan meringankan beban pada lingkungan.

    2. Menurut saya pengelolaan sampah padat di Indonesia kurang dari pada di Jepang , Indonesia masih belum terlalu melakukan gerakan 3R seperti halnya mereka membuang sampah antara organik dan non organik masih belum disiplin. Di Jepang yang termasuk populasi jiwa yang banyak mereka telah melakukan gerakan 3R dan MSW guna untuk mengurangi pembuangan sampah yang paling banyak , dan sampah paling banyak adalah sampah rumah tangga.

    Prisca Octavia , XI IPA / 22

  4. Adhelia Putri Permanasari says:

    1. Penggunaan teori strukturasi dalam penelitian di Jepang didasarkan atas beberapa pertimbangan.
    -Pertama, teori strukturasi mampu diterapkan dalam penelitian sosial dan berkaitan langsung dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
    -Kedua, teori strukturasi jauh lebih berhasil dalam menjembatani kesenjangan dan ketegangan.Teori strukturasi dianggap mampu menjelaskan masalah penelitian yang menyangkut analisis pada lingkup agen dan struktur.
    -Ketiga, pertimbangan teori strukturasi lebih relevan jika diterapkan dalam masyarakat yang karakteristiknya sudah digolongkan sebagai masyarakat yang rasional, sehingga sesuai dengan masyarakat Jepang yang sudah rasional.

    2. Tidak seperti Jepang yang masyarakatnya sudah rasional dan selalu berusaha dalam mengelola sampah. Indonesia belum menerapkan seperti di Jepang. Masih banyak di berbagai daerah ditemukan masalah sampah yg menggunung. Hal ini sebenarnya ditunjang karena masyarakat sendiri yg kurang sadar akan lingkungan. Indonesia sendiri sebenarnya memiliki lahan yg luas kalu hanya untuk dijadikan sebagai tempat pembuangan dan pengelolaan sampah, tetapi selama ini kurangnya kesadaran dari masyarakat yg mempengaruhi apalagi kegiatan industri Indonesia masih berada jauh dibawah Jepang dan negara lain. Hal ini juga disebabkan karena pemerintah yang juga kurang aktif dan acuh dalam penanganan masalah lingkungan. Baru bekerja saat ada sesuatu yang terjadi.

    Adhelia Putri Permanasari XI IPA 2 / 01

  5. Nur Aqmarina Kusumawardani XI ipa 2 / 20 says:

    1. Di Jepang gerakan 3R dilakukan sebagai bagian dari fenomena kehidupan sehari hari di masyarakat. kegiatan ini berhasil menjadi penghubung dan menghilangkan kesenjangan sosial yang ada di masyarakat. Gerakan 3R yang telah disusun di Jepang dapat berjalan dengan baik karena didukung oleh masyarakat jepang yang rasional dan sudah sadar akan tanggung jawabnya sebagai penjaga lingkungan. Dengan gerakan 3R dalam mengelola sampah menjadi barang bermanfaat dapat mengurangi beban pada tempat pembuangan akhir, juga dapat mengurangi konsumsi akan sumber daya alam, dan meringankan beban pada lingkungan.

    2. Menurut saya sebaiknya masyarakat Indonesia mencontoh perilaku masyarakat jepang yang telah sadar akan lingkungan sekeliling. kebanyakan masyarakat Indonesia cenderung acuh kepada kondisi lingkungan sekeliling. Meskipun pemerintah bersama LSM telah menggalakkan progaram mengenai penanganan sampah seperti memisahakan sampah organik maupun anorganik ataupun gerakan 3R, masyarakat sendiri yang harus menyadari dan mendisiplinkan diri.

  6. Lathifah Hanif says:

    1. menurut saya, maksud dari pernyataan tersebut adalah, bahwa di negara jepang gerakan 3R sudah digalakkan. Baik oleh pemerintah maupun masyarakatnya. Karena warga negara Jepang sudah mengerti atau sudah sadar bahwa gerakan 3R memang perlu dan bermanfaat bagi mereka, baik untuk hari ini maupun untuk masa yang akan datang.
    2. menurut saya, pengelolaan sampah di Indonesia masih belum maksimal, karena tidak didukung oleh rakyatnya. dengan kata lain, rakyat Indonesia masih belum sadar akan pentingnya gerakan3R.

  7. Lathifah Hanif says:

    1. menurut saya, maksud dari pernyataan tersebut adalah, bahwa di negara jepang gerakan 3R sudah digalakkan. Baik oleh pemerintah maupun masyarakatnya. Karena warga negara Jepang sudah mengerti atau sudah sadar bahwa gerakan 3R memang perlu dan bermanfaat bagi mereka, baik untuk hari ini maupun untuk masa yang akan datang.
    2. jika dibandingkan dengan negara Jepang, pengelolaan sampah di Indonesia masih belum maksimal, karena belum didukung oleh kesadaran rakyatnya. Dengan kata lain, rakyat Indonesia masih belum sadar akan pentingnya gerakan3R.
    Lathifah Hanif (XI IPA 5/ 23)

  8. Asti Faizati (XI IPA 4 / 12) says:

    1. Menurut Saya maksud dari pertanyaan tersebut menyatakan telah berlakunya gerakan 3R dalam kehidupan sehari-hari di Jepang.

    2. Pengelolaan sampah padat di Indonesia jauh sekali bandingannya dari pengelolaan sampah padat di Jepang. Hal ini dikarenakan belum terbentuknya kesadaran untuk menjaga lingkungan. Masyarakat Indonesia cenderung meremehkan kebersihan lingkungan, misalnya mereka masih membuang sampah tidak pada tempatnya dan kebanyakan masyarakat Indonesia masih belum melaksanakan gerakan 3R. Sedangkan pengelolaan sampah padat di Jepang sudah baik dan masyarakat Jepang sudah sadar akan kebersihan lingkungan.

  9. 1. Pembagian jenis jenis sampah di jepang sudah tersusun dengan baik, yang dibedakan menjadi 2, yakni sampah umum dan industri.
    Sampah umum ini berupa sampah sampah biasa
    Sampah industri berupa limbah pabrik
    Nah, di jepang, sampah sampah umum ini sudah dikontrol bahkan untuk sampah sampah industri, semua nya dikontrol, mulai dari bahan peledak, racun dsb.
    2. Kalau dilihat dari segi pengelolaannya, Jepang tentunya diunggulkan… Karena berdasarkan fakta, hampir 5 orang dari 8 orang yang saya temui tidak membuang sampah berdasarkan pengklasifikasiannya… Entah karena faktor pendidikan ato malas, yang jelas pula bahwa penggunaan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) ini hanya beberapa orang saja yang menerapkannya, itupun terkadang karena alasan yang bukan karena lingkungan..
    -Contoh: karena pengen gamau beli ember baru, ember cat pun digunakan sebagai ember.. Ini merupakan contoh yang inovatif terhadap lingkungan yang berkedok ekonomi…
    Dan juga, di Jepang ini masyarakatnya sangat peduli dengan lingkungan, coba searching di google dengan keyword “Negara jepang kotor”… Saya pastikan tidak akan sekotor di Indonesia…

    Sekian, mohon maaf terima kasih 🙂

  10. Agus Eka Prasetyo IPA 1 says:

    Agus Eka Prasetyo IPA 1

    menambah dari jawaban teman teman diatas..
    dijepang telah berkembang tidak hanya 3 R, namun telah sampai kepada 7 R. ide ini mungkin pengembangan dari 3 R tersebut, namun patut untuk di conto dan diterapkan di indonesia.

    konsep 7 R memuat 3 R diatas.. penambahan tersebut adalah sebagai berikut..
    – REPLACE
    yaitu mulai mengganti barang sekali pakai dan barang yang tidak ramah lingkungan dengan barang yang dapat di daur ulang.

    – RETHINK
    memikirkan kembali keputusan kita dalam membeli atau menggunakan barang. Pada saat berbelanja, sebaiknya memilih barang yang tidak boros kemasan dan ramah lingkungan.

    – RENEW
    yaitu menggunakan sumber daya/energi yang dapat diperbarui dengan cara selalu memilih kertas dibanding plastik. Karena kertas adalah sumber daya yang dapat diperbarui yang dapat didaur ulang. Kita bisa menanam lebih banyak pohon untuk memproduksi kertas dengan bijak. Dibanding minyak yang digunakan untuk membuat plastik, itu merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Ketika minyak habis, ya habis, lain halnya dengan pohon.
    Bagaimana dengan tenaga surya dan tenaga angin? Itu adalah sumber energi yang layak tetapi kita perlu untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat.

    – RESPECT
    Kita hanya punya 1 bumi dan kita hidup di atasnya. Hargailah bumimu yang telah menyediakan apapun kepada kamu. Jangan buat ia menangis.

    inilah yang diperlukan dalam setiap ide generasi anak bangsa,, memikirkan dan mempunyai ide ide yang dapat menyelamatkan bumi.
    mengemplementasikan dalam kehidupan

  11. Surya Firmansyah says:

    1. pernyataan di atas tersebut menyatakan bahwa gerakan 3R di Jepang sudah berjalan dengan baik. tidak hanya proses 3R saja, namun seperti penggolongan jenis sampah disana juga berjalan efektif. dengan daya dukung dari masyarakat nya yang juga sadar akan penting nya 3R tersebut.
    2. menurut saya , pengelolaan sampah paadat di Indonesia masih terlampau jauh jika dibandingkan dengan Jepang. pengelolaan sampah di Jepang sudah tertata rapi dengan konsep 3R nya. konsep 3R tersebut berkembang baik dan tertata rapi , dengan didukung pendidikan yang maju pesat untuk generasi masa depan mereka.
    Tidak seperti di Indonesia yang pengolaan sampah nya tidak teratur. sampah-sampah padat yang sebenarnya bisa diolah dengan baik pun terabaikan. hal ini tidak lepas dari pemerintah yang tidak terlalu peduli terhadap lingkungan Indonesia. terlebih lagi perbandingan pendidikan kita yang jauh dibelakang Jepang, sehingga tidak ada generasi penerus kita yang berkualitas untuk mengolah sampah dengan cara 3R seperti di Jepang.

    Surya Firmansyah , XI IPA 2 / 31

  12. Harista Agam Mahadika XIA2 / 13 says:

    1. Gerakan 3R mengacu pada teori Strukturasi, memang sudah dikembangkan di Jepang karena 3 hal :
    a.) teori strukturasi tidak hanya berbicara di dalam tataran konseptual saja, tetapi juga mampu diterapkan dalam penelitian sosial dan berkaitan langsung dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya, fenomena gerakan 3R dalam pengelolaan sampah juga merupakan sebuah fenomena umum dan universal yang eksis di masyarakat, sehingga pemakaian teori itu dianggap relevan.
    b.) teori strukturasi jauh lebih berhasil dalam menjembatani kesenjangan, ketegangan, dan kaitan antara apa yang dalam “republik teori ilmu sosial” disebut analisis pada dataran agen dan tataran struktur. Oleh sebab itu, teori strukturasi dianggap mampu menjelaskan masalah penelitian yang memang menyangkut analisis pada lingkup agen dan struktur.
    c.) teori strukturasi lebih relevan jika diterapkan dalam masyarakat yang karakteristiknya sudah digolongkan sebagai masyarakat yang rasional, maka seyogyanya penggunaan teori ini dianggap sejalan dengan masalah penelitian yang mengambil studi kasus Jepang, yang notabene masyarakatnya sudah rasional.

    2. Pengelolaan sampah di Jepang 75% nya dengan cara dibakar. Metode pembakaran TPS ini Fully Continous Combustion dengan kapasitas 600 ton per hari. Hasil pembakaran sampah berupa debu, kemudian dipanaskan lagi dengan suhu 3000 C sehingga dapat diperoleh material bangunan yang disebut slag. Material tersebut sangat bernilai sebagai material baru untuk konstruksi bangunan. Dengan pernyataan tersebut, memang Jepang sudah menerapkan 3R secara modern. Sangat berbanding terbalik dengan di Indonesia, kurangnya metode TPS yang efektif dan kesadaran masyarakat kita berakibat masih banyak kita temui sampah padat bertumpukan di sungai-sungai di hampir seluruh kota di Indonesia.

    Sumber sumber :
    1. http://idtesis.com/gerakan-3r-dalam-pengelolaan-sampah-di-jepang-sebagai-praktik-sosial-analisis-dari-teori-strukturasi-giddens/
    2. http://industri16andi.blog.mercubuana.ac.id/2011/01/26/teknnik-pengolahan-sampah-di-jepang-olehpudjiatmoko-phd/

    Harista Agam Mahadika XIA2 / 13

  13. Harista Agam Mahadika XIA2 says:

    1. Gerakan 3R mengacu pada teori strukturasi memang sudah dikembangkan di Jepang, Karena 3 hal :
    a.) teori strukturasi dalam penelitian ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, teori strukturasi Giddens tidak hanya berbicara di dalam tataran konseptual saja, tetapi juga mampu diterapkan dalam penelitian sosial dan berkaitan langsung dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya, fenomena gerakan 3R dalam pengelolaan sampah juga merupakan sebuah fenomena umum dan universal yang eksis di masyarakat, sehingga pemakaian teori itu dianggap relevan
    b.) teori strukturasi jauh lebih berhasil dalam menjembatani kesenjangan, ketegangan, dan kaitan antara apa yang dalam “republik teori ilmu sosial” disebut analisis pada dataran agen dan tataran struktur. Oleh sebab itu, teori strukturasi dianggap mampu menjelaskan masalah penelitian yang memang menyangkut analisis pada lingkup agen dan struktur.
    c.) teori strukturasi lebih relevan jika diterapkan dalam masyarakat yang karakteristiknya sudah digolongkan sebagai masyarakat yang rasional, maka seyogyanya penggunaan teori ini dianggap sejalan dengan masalah penelitian yang mengambil studi kasus Jepang, yang notabene masyarakatnya sudah rasional.

    2. Sekitar 75% sampah di Jepang diolah dengan cara dibakar. Metode pembakaran TPS ini Fully continuous combustion dengan kapasitas 600 ton per hari. Hasil pembakaran sampah berupa debu, kemudian dipanaskan lagi dengan suhu 3000 C sehingga dapat diperoleh material bangunan yang disebut slag. Material tersebut sangat bernilai sebagai material baru untuk konstruksi bangunan. Sangat berbanding terbalik dengan di Indonesia yang pengolahan sampahnya masih belum dilakukan dengan lancar. Jepang sebagai negara produksi sampah tertinggi di Asia saja masih bisa untuk menanggulanginya. Kurangnya kesadaran masyarakat dan TPS yang efektif membuat sampah sampah padat di negara Indonesia ini terlihat menumpuk di mana mana.

    Sumber sumber :
    1.) http://idtesis.com/gerakan-3r-dalam-pengelolaan-sampah-di-jepang-sebagai-praktik-sosial-analisis-dari-teori-strukturasi-giddens/
    2.) http://industri16andi.blog.mercubuana.ac.id/2011/01/26/teknnik-pengolahan-sampah-di-jepang-olehpudjiatmoko-phd/

    Harista Agam Mahadika XIA2/13

  14. Gamm Agam says:

    1. Gerakan 3R mengacu pada teori strukturasi memang sudah dikembangkan di Jepang, Karena 3 hal :
    a.) teori strukturasi dalam penelitian ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, teori strukturasi Giddens tidak hanya berbicara di dalam tataran konseptual saja, tetapi juga mampu diterapkan dalam penelitian sosial dan berkaitan langsung dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya, fenomena gerakan 3R dalam pengelolaan sampah juga merupakan sebuah fenomena umum dan universal yang eksis di masyarakat, sehingga pemakaian teori itu dianggap relevan
    b.) teori strukturasi jauh lebih berhasil dalam menjembatani kesenjangan, ketegangan, dan kaitan antara apa yang dalam “republik teori ilmu sosial” disebut analisis pada dataran agen dan tataran struktur. Oleh sebab itu, teori strukturasi dianggap mampu menjelaskan masalah penelitian yang memang menyangkut analisis pada lingkup agen dan struktur.
    c.) teori strukturasi lebih relevan jika diterapkan dalam masyarakat yang karakteristiknya sudah digolongkan sebagai masyarakat yang rasional, maka seyogyanya penggunaan teori ini dianggap sejalan dengan masalah penelitian yang mengambil studi kasus Jepang, yang notabene masyarakatnya sudah rasional.2. Sekitar 75% sampah di Jepang diolah dengan cara dibakar. Metode pembakaran TPS ini Fully continuous combustion dengan kapasitas 600 ton per hari. Hasil pembakaran sampah berupa debu, kemudian dipanaskan lagi dengan suhu 3000 C sehingga dapat diperoleh material bangunan yang disebut slag. Material tersebut sangat bernilai sebagai material baru untuk konstruksi bangunan. Sangat berbanding terbalik dengan di Indonesia yang pengolahan sampahnya masih belum dilakukan dengan lancar. Jepang sebagai negara produksi sampah tertinggi di Asia saja masih bisa untuk menanggulanginya. Kurangnya kesadaran masyarakat dan TPS yang efektif membuat sampah sampah padat di negara Indonesia ini terlihat menumpuk di mana mana.

    Sumber sumber :
    1.) http://idtesis.com/gerakan-3r-dalam-pengelolaan-sampah-di-jepang-sebagai-praktik-sosial-analisis-dari-teori-strukturasi-giddens/
    2.) http://industri16andi.blog.mercubuana.ac.id/2011/01/26/teknnik-pengolahan-sampah-di-jepang-olehpudjiatmoko-phd/

    Harista Agam Mahadika XIA2/13

  15. Randy Gaung Kumaraning Al Islam XI IPA 2 / 24 says:

    1.pernyataan gerakan 3R dalam pengelolaan sampah padat perkotaan di Jepang adalah benar praktik sosial yang mengintegrasikan agen dan struktur.gerakan 3R adalah kegiatan yang memuat suatu kebiasaan untuk mengantisipasi dampak negatif sampah,bahkan ada yang menyebut tidak hanya 3R namun 7R, oleh karena itu gerakan ini sangat dikerahkan karena sangat membawa dampak positif untuk lingkungan dan masa depan , hal positif ini sangat dibutuhkan kesadaran para individu , namun apabila kita hanya mengandalkan kesadaran hal ini tidak menjamin sebagaian berjalanya kegiatan yang positif ini, mungkin hari ini sadar tapi kita belum tentu besok besoknya bagaimana , oleh karena itu di jepang diterapkan praktik sosial yang mengintegrasikan agen dan strukturasi . apabila hal ini diterapkan dan ditambah dengan kesadaran masing2 individu , kegiatan 3R dijamin akan terlaksana oleh masyarakat dengan baik karena dukungan pemerintah dan seluruh masyarakat . seperti saat ini yang ada di jepang , sangat minim orang membuat sampah sembarang karena sudah dominan orang yang memiliki kesadaran ,serta kedisiplinan yang dimiliki masing2 individu , hal ini lah yang masih belum dimiliki di indonesia .

    2.Di indonesia saya sudah cukup bangga dengan pengelolahan sampahnya , dari pemanfaatan kaum terpelajar yang sudah mulai banyak sadar akan lingkungan dan para wiraswasta yang memanfaatkan sampah sebagai lahan kerja , baik di buat keterampilan , di daur ulang , maupun pembuatan bahan calon sampah jahat menjadi sampah yang ramah . hal ini membuat saya bangga akan indonesia sebagai generasi penerus , hanya saja indonesia belum sekompak dijepang yang sangat diacungi jempol kedisiplinanya , kesadaranya serta kepatuhanya . indonesia untuk sekarang hanya perlu meningkatkan nilai2 positif seperti yang dimiliki di jepang (seperti yang dijelaskan pada no.1) , JANGAN BERKATA TIDAK MUNGKIN, kita harus yakin KITA ANAK BANGSA BISA. harapan bangsa ada dalam benih2 negara yaitu generasi penerus . SEMANGAT ANAK BANGSA 🙂

  16. risza ariyaya says:

    1.pernyataan di atas mengenai 3R di jepang dapat berjalan baik karna banyaknya dukungan terutama dari masyarakatnya dan juga upaya dari pemerintah jepang sehingga pengelolaan sampah di jepang berjalan dengan baik .
    2. di jepang masyarakatnya ikut berpartisipasi atas pengelolaan sampah walau begitu daya dukung iptek dan SDM di jepang sangat tinggi sehingga dapat menunjang pengelolaan sampah
    di indonesia masyarakatnya tidak ikut berperan aktif meskipun sudah ada himbuan tentang pengelolaan sampah . hanya orang yang ahli di bidang terutama lingkungan hidup yang sadar akan pengelolaan sampah.

  17. risza ariyaya says:

    1.pernyataan di atas mengenai 3R di jepang dapat berjalan baik karna banyaknya dukungan terutama dari masyarakatnya dan juga upaya dari pemerintah jepang sehingga pengelolaan sampah di jepang berjalan dengan baik .
    2. di jepang masyarakatnya ikut berpartisipasi atas pengelolaan sampah walau begitu daya dukung iptek dan SDM di jepang sangat tinggi sehingga dapat menunjang pengelolaan sampah
    di indonesia masyarakatnya tidak ikut berperan aktif meskipun sudah ada himbuan tentang pengelolaan sampah . hanya orang yang ahli di bidang terutama lingkungan hidup yang sadar akan pengelolaan sampah.

    risza ariyaya , XI IPA 3 ,30

  18. thitus edward sudargo says:

    1.saya menambah jawaban dari teman teman bahwa gerakan 3R di jepang sudah berhasil karena masyarakat meiliki kesadaran yang tinggi untuk mengelola sampah,praktik sosial yang dimaksudkan adalah hampir semua orang di negara jepang dapat mengolah sampah padat dengan baik yang mingintegrasikan agen dan struktue.

    2.masyarakat jepang sangat berpartisipasi dalam pengelolaan sampah padat karena masyarakat disana memiliki SDM yang tinggi dan adanya dukungan dari pemerintah dan adanya 3R.
    Sedangkan di indonesia masyarakat kurang mempedudilan masalah tentang sampah.meski pemerintah sudah menggalakkan hidup bersih tetapi banyak orang yang tidak mau mempedulikannya.

  19. Devan Prajekta Putra says:

    1. bahwa masyarakat jepang dan pemerintahnya mampu bekerjasama untuk menjalankan program 3R. dan mereka semua mau berpartisipasi walau dengan kontribusi seminimal mungkin. selain struktur atau peraturan yang baik, agen yang menjalankan struktur tesebut juga bekerjasama dengan baik.
    2. dibandingkan dengan di indonesia, contohnya jelas. di indonesia, banyak masyarakat yang masih tak bertanggung jawab untuk membuang sampah di sungai. itu sudah jelas untuk menggambarkan perbandingan penerapan 3R antara Indonesia dan jepang

  20. 1. Maksudnya adalah di jepang pengolahan sampah padat perkotaan sudah terstruktur/tersusun dengan baik sesuai prinsip from cradle to grave, yaitu pencegahan pencemaran yang dilakukan dari sejak dihasilkannya sampah sampai dengan ditimbun/dikubur. Fase-fase pengelolaan limbah tersebut meliputi; dihasilkan, dikemas digudangkan/penyimpanan, ditransportasikan, didaur ulang, diolah dan ditimbun/dikubur
    2. Di jepang pengolahan sampah padat perkotaan sudah berjalan dengan baik dengan gerakan 3R bahkan hingga 7R yang meliputi Reduce, Reuse, Recycle, Replace, Rethink, Renew dan Respect. Semuanya itu dapat berjalan dengan baik karena proses sosialisasi yang sempurna serta tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Sebaliknya di Indonesia Masyarakat kita kurang peduli akan pentingnya menjaga lingkungan itu semua akibat kurangnya kesadaran akan pentingya menjaga lingkungan serta kurangnya sosialisasi mengenai gerakan 3R. Mengingat kita ketahui bahwa dana untuk pemilharaan lingkungan itu kemungkinan diselewengkan oleh para pejabat kita atau sudah berkurang banyak sebelum sampai ke tujuan.
    Oleh karena itu mari kita galakkan gerakan 3R agar masyarakat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan serta marilah kita memberi contoh akan hal-hal baik agar kelak bisa dijadikan kebiasaan baik oleh adik-adik kita. Amin

    Muhammad Yusuf Aditya Prawira
    XI IPA 1/19

  21. Muslichin says:

    1. Gerakan 3R tengah menjadi pusat perhatian dalam pengelolaan sampah di Jepang. Gerakan 3R yang dimaksud itu adalah gerakan mereduksi jumlah sampah yang dihasilkan ‘Reduce’, gerakan memanfaatkan kembali komponen sampah yang masih dapat digunakan ‘Reuse’, dan gerakan daur-ulang produk bekas pakai sebagai sumber daya baru ‘Recycle’. Penekanan pada gerakan 3R dalam mengelola sampah menjadi barang bermanfaat telah dijadikan orientasi utama di Jepang, karena di samping dapat mengurangi beban pada tempat pembuangan akhir, juga dapat mengurangi konsumsi akan sumber daya alam, dan meringankan beban pada lingkungan.
    2. Mengenai timbunan sampah perkotaan di suatu negara, pastinya tidak terlepas dari tiga faktor utama yang mempengaruhi yaitu: tingkat konsumsi, tingkat pendapatan, dan kepadatan penduduk di daerah perkotaan. Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia sangat mempengaruhi timbunan sampah. Pola hidup konsumtif yang digambarkan dalam tingginya tingkat konsumsi, mendorong orang Indonesia tidak hanya memenuhi kebutuhan primer, namun juga mengejar kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersiernya. Hal ini, pada akhirnya, merubah jenis dan jumlah sampah yang dihasilkan oleh individu setiap harinya di Indonesia.

Leave a comment